Universitas Brawijaya baru-baru ini mengadakan pelatihan khusus untuk dosen dan tenaga kependidikan yang bertujuan meningkatkan keterampilan komunikasi dan transformasi diri melalui pendekatan Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan Directive Communication Strategy. Pelatihan ini dilaksanakan di Bali, Tepatnya di Swiss Bel Hotel Tuban, Bali.
Mengapa NLP dan Directive Communication untuk Tenaga Kependidikan?
Peran dosen dan tenaga kependidikan di kampus tidak hanya terbatas pada mengajar atau membantu mahasiswa secara administratif. Namun juga merupakan penggerak lingkungan akademik yang harmonis, tempat para mahasiswa bisa berkembang dan belajar secara optimal. Di sinilah NLP dan Directive Communication Strategy berperan penting.
NLP berfokus pada cara kita berpikir dan berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain, sementara Directive Communication Strategy menekankan pada teknik berkomunikasi yang mengarahkan respons positif dari lawan bicara. Kombinasi keduanya diharapkan mampu mengubah pola komunikasi tenaga kependidikan Universitas Brawijaya agar lebih efektif dan berdaya transformasi. Metode ini telah digunakan dan dibuktikan oleh jutaan orang didunia, effektif untuk menghasilkan komunikasi yang optimal.
Dalam sesi ini, Pembicara Motivasi Coach Wira menjelaskan konsep dasar NLP kepada peserta, membantu mereka memahami bagaimana pikiran, bahasa, dan perilaku seseorang dapat diselaraskan untuk menciptakan pengalaman yang positif. Peserta diajak mengenali pola-pola yang menghambat dan berpotensi mengembangkan diri, sehingga lebih siap menghadapi situasi yang menuntut komunikasi efektif.
1. Penerapan Directive Communication dalam Lingkungan Akademik
Teknik komunikasi directive memungkinkan tenaga kependidikan untuk mengarahkan komunikasi mereka secara spesifik agar mendapatkan hasil atau respons yang lebih positif dari rekan kerja maupun mahasiswa. Dengan strategi ini, dosen dan tenaga kependidikan bisa mengelola diskusi, mengatasi konflik, serta meningkatkan keterlibatan mahasiswa dengan lebih mudah.
2. Membangun Pola Pikir Positif dan Proaktif
Coach Wira menekankan pentingnya pola pikir positif dan proaktif untuk tenaga kependidikan yang bekerja di lingkungan akademik yang dinamis. Sesi ini mengajak peserta untuk mengidentifikasi dan meminimalkan pikiran negatif yang bisa merusak suasana kerja, dengan menjelaskan materi mengenai 3 respon otak manusia yang berbeda. Pada fase ini peserta tertawa terbahak bahak mendapatkan pemaparan materi dari Coach Wira karena beberapa hal yang relatable.
3. Teknik Komunikasi berbasis NLP
Pada sesi ini Pembicara Motivasi Coach Wira memberikan pemahaman serta contoh langsung mengenai cara berkomunikasi yang berbasis NLP sehingga bisa menghasilkan komunikasi yang efektif dan optimal diterapkan oleh Tenaga Kependidikan.
4. Latihan Praktis dan Studi Kasus
Dalam sesi ini, para peserta diajak untuk menerapkan konsep-konsep NLP dan Directive Communication melalui simulasi kasus-kasus yang umum terjadi di lingkungan kampus. Latihan ini bertujuan membantu peserta mengasah kemampuan komunikasi mereka dengan cara yang mudah diterapkan dalam aktivitas harian di kampus.
Pelatihan ini bukan hanya menambah wawasan peserta, tetapi juga memberikan alat untuk transformasi diri dan lingkungan kerja. Setelah pelatihan, peserta diharapkan dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, mengelola emosi dengan baik, dan menjadi role model yang inspiratif bagi mahasiswa.
Dengan pendekatan yang menggabungkan NLP dan Directive Communication, Pembicara Motivasi Coach Wira juga menerangkan bahwa untuk tidak hanya memahami tetapi juga menjalani transformasi yang berkelanjutan. Melalui pelatihan ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan akademik yang mendukung perkembangan mahasiswa dan tenaga kependidikan secara optimal.
Apakah anda punya rencana untuk melaksanakan Pelatihan di penghujung tahun 2024? Ini adalah saat yang tepat untuk konsultasikan permasalahan di organisasi anda. Konsultasikan Gratis Sekarang!
Official Admin 085186661369
Temukan kami di Social Media
@ketut.wiratama